Agar tercapai tujuan terciptanya HUNIAN dan LINGKUNGAN BINAAN yang sehat, salah satu hal yang paling efektif adalah melalui kegiatan Kebangunan / Konstruksi, yang merupakan perwujudan kongkrit / aksi dari ide, ilmu serta cita-cita. Yahintara memandang bahwa aksi dalam bentuk nyata lebih bermanfaat daripada kata atau ide belaka. Dalam melakukan kegiatan Kebangunan ini, Yahintara berpedoman pada 3 pedoman yaitu: (1) Kelokalan (2) Kemandirian dan (3) Kegotong-royongan.

​

Yahintara selalu berpijak pada lokalitas (genius loci) yaitu pada situasi & kondisi setempat di mana kegiatan konstruktif tersebut dilakukan. Bahan-bahan material konstruksi dicari dari sumber daya terdekat yang tersedia di area tersebut. Metode pembangunan juga mengacu kepada cara pembangunan yang dikuasai oleh tukang-tukang yang ada. Kreasi-kreasi baru juga diperkenalkan untuk diujicobakan.

​

Seluruh sumber-sumber daya yang ada dieksplorasi dan diolah berlandaskan pada kemandirian atau swadaya masyarakat. Yahintara berusaha agar supaya masyarakat lokal berinisiatif, percaya diri serta berdayaguna dengan seminimum mungkin adanya ketergantungan terhadap satu pihak tertentu dengan semangat "bersama kita bisa".

​

Proses konstruksi yang dilaksanakan selalu diarahkan kepada kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat secara langsung ataupun tidak langsung, banyak atau sedikit, dalam bentuk apapun. Tujuan akhirnya supaya masyarakat merasa memiliki karena mereka terlibat langsung dalam realisasi proyek dengan keringat dan tangan mereka sendiri. Dengan demikian maka tujuan "Arsitektur untuk Semua" dapat tercapai.